The road to Motherhood…

the struggles i'm facing… the chances i'm taking… sometimes might knock me down… But no, I'm not breaking…

Archive for November, 2010

Starting another IVF treatment – Part 3

Hari pertama mens ku datang bulan Oktober 2010, aku langsung telfon ARGC dan bilang kalau aku siap buat mulai Monitoring Cycle. Mereka minta aku datang ke klinik buat blood test besoknya.

Di H2 monitoring cycle ku, mereka test satu paket hormon Estrogen, FSH, LH. At the same time mereka juga request aku buat arrange Immunology test dalam waktu dekat. Tadinya mau test hari itu juga, tapi nggak bisa karena test HIV dan Hepatitis aku dan hendra belum di verified sama GP.

Di hari yang sama mereka minta Miku buat arrange Sperm Freezing, buat back up pada saat hari egg collection nanti kalau kalau sperm nya nggak cukup.

Siang-siang nya ARGC telfon, dan bilang hasil test darah ku normal. mereka minta aku datang lagi H11 untuk test darah lagi dan usg untuk melihat keadaan rahim pada saat masa ovulasi.

Besoknya, pas aku udah dapet verifikasi hasil test HIV dan hepatitis dari GP, aku balik lagi ke klinik ARGC buat Immunology test. Immunology test bisa dilakukan anyday on the cycle, jadi nggak tergantung dengan level hormon. Mereka mem-brief aku tentang immunology test ini, dimana yang terpenting adalah level cytokine dan natural killer cells harus berada di range yang normal sebelum mulai treatment. Kalau cytokine terlalu tinggi, aku harus go through treatment selama 5-10 minggu yang berarti men-delay cycle IVF. Kalau natural killer cells bisa diobati pada saat bersamaan treatment.. jadi nggak membuat cycle IVF tertunda.

10 hari sesudah immunology test, ARGC telfon dan report kalo cytokine ku normal (alhamdulillah) dan natural killer cells hampir semua normal, tapi ada beberapa yang agak tinggi dan Dr. T nggak terlalu khawatir soal itu. Nanti pada saat treatment dikasih obat dikit aja harusnya sudah cukup. Dengan hasil Immunology test aku yang ok, aku good to go buat mulai cycle IVF. Sekarang tinggal menunggu hasil scan dan blood test H11 prediksi masa ovulasi.

H11, aku dateng lagi ke klinik buat USG dan test darah. Dari hasil USG terlihat PCO ku sudah kembali lagiiiii… hiks sedihnya.. dan Dr. Dimitri predict kalau bulan ini kayaknya aku nggak ovulasi ngelihat keadaan sel telur sekarang. Tapi Dr. D baik banget dan meyakinkan kalau nggak masalah sama sekali buat IVF, kita tetep bisa go ahead. Siang nya ARGC telp lagi. Dr. T request aku buat sekali lagi USG H17 just incase aku late ovulation dan again go through blood test (Estrogen level).

H17 aku balik lagi ke klinik, dan kali ini scan dengan dokter yang aku nggak denger jelas namanya siapa. Aku personally nggak gitu suka sama dia *hiks* abisan pas nge-USG agak-agak kasar. Again pas di USG keliatan kalau nggak ada telur yang besar dan cukup matang buat dibuahi… ini pertanda kalo aku kayaknya memang nggak ovulasi seperti perkiraan Dr. D terakhir kali. Tapi dia bilang tunggu aja hasil darah nanti sore. Kalau ada peningkatan mungkin masih ada harapan buat ovulasi beberapa hari lagi dan sebaiknya ditunggu. Dr ini juga advise aku buat pick up obat downregulation hari ini. karena kalau tidak ada tanda2 ovulasi dari hasil test darah, mereka akan instruksi aku buat langsung downregulate.

Bener aja, siangnya dapet telfon dari ARGC. Berdasarkan hasil test darah aku, Dr. T ngeliat kayaknya aku nggak akan ovulating bulan ini. Jadi dia instruksi buat aku mulai downregulate pake Nasalspray nya kalau aku udah siap mau mulai treatment di cycle ini.

So theree.. setelah cukup intense mondat mandir klinik di masa monitoring ini, akhirnya aku mulai juga IVF cycle ku. Bismillah… semoga semua berjalan lancar dan berhasil…. semoga diberikan cukup kekuatan buat ngejalanin semuanya.. Amiiinnn…

Next schedule, senin besok tgl 15 Nov, aku ke klinik buat USG lagi dan prediksi kapan aku bisa mulai stimulation. selain itu aku juga harus ikut teaching session suntik menyuntik untuk persiapan stimulasi. On top of that, mungkin mereka schedule aku buat Hysteroscopy akhir-akhir minggu depan. nanti cerita-cerita lagi di part selanjutnya 😀

baby dust for everyone who’s trying for a baby…. ******

Starting another IVF treatment – Part 2

Setalah menunggu-menunggu… akhirnya dateng juga hari H buat initial appointment kita di ARGC.

1. first impression tentang keadaan diluar klinik; deket dari tube station, parkiran susah jadi kalo mau bawa mobil mikir2, deket dari restoran-restoran kalo laper bisa lah makan dulu, banyak banget orang middle east yang seliweran kayaknya ke private klinik di Harley Street. Jadi ARGC ini lokasinya sebelahan dengan Harley Street.

2. Begitu masuk ke dalem klinik, agak-agak bingung… soalnya lebih berasa ke rumah orang daripada ke rumah sakit. Nah disini baru deh kita ngerti sama yang dibilang orang kalo fasilitasnya nggak ok. Ruang tunggunya agak2 berantakan, trus ruang receptionnya rame banget orang mondar mandir dan terlihat kurang terkordinasi. Tapi untungnya kita nggak harus nunggu lama-lama di ruang reception & ruang tunggu.

3. initial appointment kita ketemu Dr. Rannieri. Dr. R ini terlihat amat sangat senior dari penampilannya dan pembawaannya kalem banget. ngobrol-ngobrol lebih lanjut ternyata dia tinggal di deket rumah kita dan tiap pagi naik kereta yang sama sama Hendra ke London hehehe.. yah kebetulan yang nggak penting 🙂
Nah si Dr. R mereview semua history kita dan nanya-nanya tentang cycle kita sebelumnya. sesudah mereview, dia merekomend protocol treatment kita secara garis besar dan bilang bisa kapan aja mulai kalau kita sudah merasa siap. garis besar protokol treatment yang dia buat untuk kita adalah sebagai berikut:

  1. Monitoring cycle – ini isinya blood test dan usg di hari-hari tertentu cycle aku untuk memonitor apa yang terjadi pada saat itu sebagai referensi pada saat treatment nantinya. ideally dilakukan sedekat mungkin dengan treatment cycle, seperti 1 period sebelumnya.
  2. Immunology test & treatment. Karena kegagalan kita di cycle2 sebelumnya, Dr. R suggest kita buat go through treatment ini. Main test dari immunology test adalah mengetest level cytokine dan natural killer cells melalui darah kita. Unik nya tes ini harus dilakukan di lab di Chicago, US. Jadi di hari H, darahku akan diambil 18 vial dan dikirim ke Chicago. kemudian kita menunggu hasil testnya 2-3 minggu. Kalau ada yang terlalu tinggi, mesti di treatment dulu 5-10 minggu sebelum bisa mulai IVF cycle.
  3. Hysteroscopy. Penjelasannya katanya Dr. Taranissi ingin mengukur dan melihat keadaan rahim sebelum treatment dimulai untuk persiapan embrio transfer pada waktunya nanti. Banyak juga di forum yang bilang kalo Dr. T melakukan embrio transfer tanpa external scan, karena bisa ngebuat embrio berubah tempat. Jadi ada yang bilang itu gunanya Hysteroscopy sebelum treatment, karena Dr.T perlu mengukur dimana tempat terbaik untuk meletakkan embrio pada saat embrio transfer nanti.
  4. IVF Treatment cycle – long protocol; downreg, stimulation, egg collection, embrio transfer. Nah ini kayaknya bakalan seperti treatment2 sebelumnya. Bedanya mungkin obat stimulation akan di review dan di alter sampai 2 kali sehari tergantung blood test result. Ini yang ngebuat bakalan lebih intense dari cycle2 yang aku jalanin sebelumnya.
  5. Sesudah treatment kalau hasilnya positif, ada lagi serentetan usg dan blood test rutin sebelum week 11 untuk memastikan low chance of miscarriage.

Nah kurang lebih itu deh garis besar protokol yang dikasih Dr.R ke kita. Selanjutnya tinggal kita decide kapan kita siap buat mulai step 1. Selain itu, Dr. R juga precribe aku buat minum Metformin. Metformin ini sebenernya obat diabetes ringan. Tapi kata Dr.R sangat membentu buat memperbaiki kualitas sel telur. jadi sebaiknya dikonsumsi minimal 8 minggu sebelum mulai treatment.

Selesai dari dokter, kita mikir2 lagi dan decide buat go ahead sama treatment di ARGC. Pokoknya kita fokus aja pengen nyari dr yang terbaik.. rela aja deh walaupun nggak dapet fasilitas kinclong seperti di kebanyakan private clinic lainnya dan yakin aja semoga ini yang terbaik buat kita.

Sempet konsider buat menunggu IVF funding NHS. Tapi berdasarkan pengalaman terakhir kita, dari mulai initial appointment sampai akhirnya treatment kita nunggu 6-10 bulan terakhir kali pas sama NHS… jadi kita tetep mau go ahead dengan NHS sebagai back up kalau kita harus go through another cycle lagi sometime next year.

Starting another IVF treatment – Part 1

Setelah dipikir-pikir dan dipikir-pikir berkali kali… akhirnya kita decide buat mencoba IVF lagi. Kali ini decide buat mencoba IVF lagi di UK karena belum tau Miku bisa pulang ke jakarta atau nggak dalam waktu dekat, dan juga aku ngerasa lebih nyaman kalo pas IVF ditemenin suami.

Di UK kita udah pernah dapet jatah free IVF dari NHS tahun lalu dan dari peraturan2 yang aku baca, kayaknya jatah free nya cuma satu kali. Walaupun demikian, kita tetep coba ke GP dan mencoba request buat IVF free lagi dari NHS. GP kita nggak tau kalo kita bisa dapet free funding lagi apa nggak, tapi dia mau coba ngirim surat referal ke IVF unit di catchment area rumah kita kali2 aja kita dapet panggilan dan dikasih NHS funding lagi.

Sementara menunggu dari NHS, kita mencoba cari tau alternatif private clinic di UK. Salah satu tempat cari info adalah HFEA website. HFEA ini adalah badan yang meregulate seluruh IVF klinik di UK, dan mereka juga me-record rate keberhasilan setiap IVF klinik di UK. Setelah baca-baca kita decide untuk mencoba ke ARGC (Assisted Reproduction & Gynaecology Center) karena tingkat success rate nya yang sangat tinggi 66.7%, tertinggi diantara seluruh klinik IVF di UK. Aku langsung book untuk initial appointment, yang ternyata takes about 1-2 months to get the first available appointment. Sambil menunggu appointment, aku coba cari tau review orang-orang tentang ARGC dan gimana protocol treatment mereka sehingga mereka bisa punya success rate yang amat sangat tinggi gitu.

Setelah diliat-liat ternyata banyak juga review orang yang kecewa sama ARGC, bukan karena kompetensi dokter dan staff nya, tapi karena fasilitas kliniknya. Hampir semua setuju kalau kompetensi dokter & staff2nya dan juga personalised treatment yang diberikan merupakan sebagian besar alasan keberhasilan treatment mereka. Sedangkan fasilitas klinik yang didapatkan ngggak seperti kebanyakan private klinik di UK yang terlihat mewah, kinclong, udah kaya ke hotel instead of ke rumah sakit/klinik. Selain itu ARGC juga di rate sebagai klinik termahal. Kalau dibandingkan jasa IVF nya sebenernya lebih murah daripada kebanyakan private klinik IVF lainnya, however… yang ngebuat menjadi lebih mahal karena mereka sangat intense me monitor pasien, jadi mereka sering banget melakukan blood test dan usg. nah karena banyaknya blood test sama usg ini, bisa ngebuat bengkak total biaya treatment.

Selain itu ada juga beberapa pihak yang meng klaim kalo protocol yang dijalanin oleh Dr. Taranissi (dokter utama di ARGC) sangat kontroversial dan belum terbukti. Yang dimaksud sebagai protocol ini adalah imunology test yang di jalanin sebelum treatment. ada beberapa ahli yang berpendapat immunology test ini nggak perlu. Tapi Dr. T, tetap menggunakan test & treatment ini karena berdasarkan result di klinik nya, banyak sekali orang yang udah fail di klinik lain trus pindah ke ARGC dan menjalankan treatment buat immunology mereka, dan kemudian cycle mereka sesudah treatment ini, berhasil.

Walaupun denger banyak review miring gini, kita tetep decide buat coba datang ke initial appointment, trus baru nanti mikir lagi gimana.. karena honestly, kita kan mencari expertise dan dokter-dokternya… emang sih kadang fasilitas ngaruh ya berhubung bakal intense banget ke sana, tapi tetep fokussssss… nggak apa-apa fasilitas nggak kinclong asalkan dokternya okeh.

Dan sambil menunggu appointment di ARGC, ternyata datang surat dari Assisted Conception Unit (ACU) Queen Mary’s hospital, NHS hospital di catchment area rumah kita. Mereka request kita datang buat initial appointment awal bulan Dec… semoga pertanda baik kalo NHS funding kita di approve huhuhuhu!