The road to Motherhood…

the struggles i'm facing… the chances i'm taking… sometimes might knock me down… But no, I'm not breaking…

Archive for Laparoscopy

Setelah 3 Bulan on Tapros & Provera

Yaiy finally!! I’m 3 days away from graduating Tapros & Provera treatment hehehe… Buat yang nggak ngikutin cerita ku, aku mulai suntik Tapros dan minum Provera (3 x sehari) sejak 25 Jan 2010, 1 minggu setelah operasi laparoskopi ku.

Selama 3 bulan dalam treatment Tapros & Provera ada beberapa hal aneh yang terjadi pada diriku. kenapa aneh? soalnya kata dokter ku biasanya orang yang lagi menjalani regime seperti ini nggak mengalami apa yang aku alamin.

Nih aku share apa aja yang aku alamin selama 3 bulan kemarin ini.

– 1.5 bulan setelah jalan Tapros, tiba-tiba aku mens. Harusnya kalo lagi dalam treatment Tapros, nggak mens. Dokter bilang sih nggak apa-apa, biasanya memang ada yang bulan pertama Tapros masih mens, abis itu baru nggak. Trus karena mens ku lebih banyak daripada biasanya, dokter bilang mungkin itu karena bekas operasi juga. Soalnya itu mens pertama aku sesudah operasi.

– Di bulan kedua, aku nge flek. sebenernya ini bingung antara nge-flek atau mens. tapi keluarnya dikit-dikit and it last for about 2 weeks. yak selama 2 minggu itu udah e-mail2 an sama dr. ivan terus.. aku takut banget kalo pendarahan atau apa gitu.. soalnya baru bener-bener berhenti setelah 2 minggu. Untung akhirnya berhenti, jadi dr. Ivan bilang buat lanjut aja dengan treatment provera nya.

– Semua orang nanyain tentang sideefek nya Tapros sama Provera. Katanya ada yang bilang nafsu makan nambah, sering pusing, cepet cape,  dll. Dokter juga udah warning soal hot flush sama pusing-pusing. Tapi Alhamdulillah aku nggak ngerasain semua itu. Pernah sih waktu itu ngerasa kepanasan banget pas di tukang foto kopi di margonda depok sampe mbak2 tukang fotokopi nya takut aku kenapa-kenapa hahaha… tapi menurutku wajar banget kepanansan.. orang siang bolong di jalan margonda yang panas meteng-teng gitu.. dan itu cuma terjadi satu kali. Trus pusing juga nggak. Kalo nafsu makan sejak sebelum treatment juga makannya udah banyak, so can’t see the difference 😀

– Ada yang bilang karena itu hormon treatment, jadi emosi naik turun. Hmm.. aku sih nggak terlalu ngerasa pengaruhnya. lebih ngerasa emosi naik turun pas lagi IVF kemarin.

Yah kurang lebih gitu lah pengalaman under Tapros & Provera selama tiga bulan kemarin ini. Mid May bulan depan mau check lagi ke dokter dan cek apakah Provera udah bekerja dengan baik. Hopefully the lining of my womb will turned out to be ok and we are ready for another baby project 🙂

baby dust for everyone who’s trying….******

baby, it ain’t over yet….

Well yeap…. another treatment has already waiting for me the minute i recovered from my Laparoscopy surgery. Seminggu sesudah laparoskopi, aku dateng kontrol ke dokter lagi. Perban dibuka dan luka udah kering and everything looks good, except the alergic caused by the waterproof bandage on some of my stomache skin. Pak dokter udah menerangkan semuanya, dan that’s it… my last medication that i needed to have is just Tapros injection.. then i should be good to go… freeeeee from any medication for at least the next 3 months.. Suntikan Tapros bakalan men-shut down urusan perhormonan selama 3 bulan kedepan, yang diharapkan membuat endometriosis tak akan kembali lagi… than after 3 months, bisa mulai program lagi.. and the very very good news..the doctor said we can try to concieve naturally!!! huraaayy!! 😉

Then, the bad news came in only after few hours i’ve celebrated my freedom from meds.. Apparently the pathology lab result from my laparoscopy came in late to my doctor’s desk. Aku dapet telp dari suster hari sabtu jam 4 sore yang bilang kalo dr.Ivan mau ketemu lagi karena ada hal penting yang harus dibicarain ke aku berdasarkan hasil lab yang baru diterima.. doooeeeeng… argghhhh it was saturday evening!! i was about to have dinner with my friends and not sure i can wait till monday to know what it was. Jadi lah kirim sms ke dr.Ivan..

me: “dok, ada yang serius ya dengan hasil lab aku?”
dr: “bukan kanker, tapi ada hal yang penting mesti dibahas”
ahhhh.. lega.. tapi masih tetep penasaran..
me: “dok, bukan bad news kan.. plis plis dok not another bad news, i don’t think i can still handle another one”
dr: “promise u not. cu on monday”
see… seperti biasa.. pak dokter ku yang satu ini selalu bisa meyakinkan ku kalau semuanya baik-baik aja.. tapi tetep, weekend terlewati dengan perasaan nggak enak banget.

It was finally monday. I came in to my doc’s room. He greeted me with full of smile as usual. He started to explain things and i could see that he’s trying to choose his words carefully. I can understand every single explanation that he gave, but to be honest i just wanted to jump to the end of the story and hear that he can fix whatever problem he found on my pathology lab result. While i was trying to sink in the explanations he gave, i suddenly heard he mentioned the word that i don’t want to hear..Cancer… I was about to burst, but then just in time he said “lucky we found it very early, so that we can fix it”. Then i hold my self and tried hard to pay attention on my doctor’s explanation about how he’s planning to treat this.

The pathology lab result shows that i have Hyperplasia Complex. Berdasarkan penjelasan dr.Ivan, ini adalah penebalan dinding rahim dimana sel-sel yang membentuk penebalan tersebut dikategorikan “tidak normal”. Kalau tidak di treat dengan benar, ada kemungkinan 5% akan menjadi kanker endometrium. Di beberapa sumber (based on google search), ada juga yang menyebut keadaan Hyperplasia sebagai precancer. Hmmm.. amat sangat menyeramkan.. untung aja decide buat laparoskopi dan dengan inisiatif dr ivan mengambil contoh sel dari dinding rahim buat dikirim ke pathology. Kalo nggak, by this time i wouldn’t know that i’m carying the so called precancer cells.  Penyebab Hyperplasia untuk masalah aku obviously PCO. yes!! PCO to blame!!! karena PCO, mens jadi nggak teratur, dan dinding rahim yang seharusnya luruh secara teratur malah stay on dan bertumbuh menjadi sel-sel jahat.

Plan nya, dr.Ivan pengen meluruhkan extra dinding rahim agar sel-sel jahat itu hilang dan dinding rahim menjadi lebih tipis. Aku dikasih obat Provera 10Mg yang diminum 3 kali sehari selama 3 bulan. Setelah 3 bulan, dr.Ivan mau endometrium biopsy buat ngambil sample sel lagi dan diperiksain lagi ke lab untuk melihat apakah masih ada sel jahat. I finally agreed with his plan and has now started on Provera for about a week sambil banyak2 makan buah dan multivitamin dan juga berdoa semoga aku cepat-cepat terbebas dari si sel-sel jahat ini dan bisa melanjutkan baby project segera..

There i thought my free-medication-life had started…but apparently not..
yeap.. it ain’t over yet, baby!!!

Akhirnya Laparoskopi

Setelah berhasil menenangkan diri abis kegagalan IVF di jakarta yang pertama, akhirnya memberanikan diri juga buat setuju sama advise dokter buat Laparoskopi. Dokternya sih bilang laparoskopi hanya seperti operasi kecil *well ‘kecil’ is relatif*, dibuat 3 bolongan kecil diperut untuk masuk-in alat-alat dan kamera dan setelah itu bekas luka operasi hanya kecil dan proses penyembuhan nya cepat. Dengan Laparoskopi ini dr Ivan berharap bisa melihat keadaan endomtriosis sekaligus ngebersihin dan juga Ovarian Drilling buat membantu masalah PCO.

Tadinya takuuut banget karena.. biasa deh.. kebanyakan nge google. jadi ternyata salah satu instrumen yang dimasukkin ke perut selama laparoskopi adalah kamera. jadi bisa direkam apa aja yang dilakukan oleh dokter selama proses laparoskopi tersebut. nah di youtube ternyata banyak banget rekaman orang laparoskopi. Tadinya mau liat itu dengan tujuan pengen tau apa yang terjadi… tapi alhasil malah jadi TAKUT!! 😦

Dah itu faktor kedua adalah karena si Miku nggak bisa nemenin karena kerjaan di UK nggak bisa ditinggal… huhuhuhu… perasaan harus ngejalanin semuanya sendiri tanpa ada suami jadi bikin jiper juga.. what if this.. what if  that.. biasa lah parno abis..

Abis itu last but not least… that will be my first real operation yang pake dibelek-belek hueee… bikin takuuut..

Tapi akhirnya setelah dipikir-pikir dan direnungi lagi.. dan juga dengan moral support dari orang tua dan keluarga yang amat sangat berarti *thanks mom, dad, sis, and bro*… akhirnya memberanikan diri buat say yes to Laparoskopi.

Terakhir konsul ke dr Ivan tanggal 7 Dec 2009. Abis itu cuma e-mail dan sms aja buat konfirm Laparoskopy dan persiapannya. Kata dr Ivan bisa kapan aja asalkan lagi nggak mens. Akhirnya dapet slot di ruang operasi rs. Bunda tanggal 15 Jan 2010 jam 6 pagi dengan dr. Ivan.

Beberapa hari sebelum hari H, berusaha menyibukkan diri dan pikiran biar nggak stress mikirin nya. Tanggal 14 Jan malem check in ke rumah sakit buat persiapan operasi besok paginya. Alhamdulillah dapet kamar yang diinginkan.. maklum deh rumah sakit bersalin nggak bisa booking kamar karena orang melahirkan bisa kapan aja.. jadi ya tergantung yang ada aja pas hari itu. Malem-malem sampe di rumah sakit, trus diperiksa suster sama dokter jaga. Diambil darah buat diperiksa Hematologi rutin (CBC), dan hasilnya normal. Jadi dah dinyatakan kalo good to go buat operasi besok paginya. Mulai jam 10 malam puasa dan sebelum puasa minum obat anti mual buat lambung. Trus Jam 2 pagi dibangunin buat dimasukin obat pencuci perut biar bisa kebelakang dan ususnya bersih selama operasi.

Besok paginya jam setengah 5 bangun trus mandi, biar ngerasa enak badannya.. soalnya nggak tau apa yang terjadi setelah operasi.. jangan-jangan nggak bisa mandi. Trus jam 5 pagi dah dijemput suster untuk dianter ke ruang operasi. Papa sama Mama nganterin sampe ke ruang persiapan, di sana di pasang saluran infus dan dites alergi antibiotik *to be honest, that was the most painfull injection in the whole procedure*. Udah itu udah siap dan tinggal nunggu dokter nya dateng. Ya udah deh, itu tinggal pasrah aja.. berdoa dan pasrah..

Sekitar Jam 6 dr. Ivan datang dan nengok ke ruang persiapan operasi. Seperti biasa, wajah pak dokter yang satu ini yang selalu sumringah dengan senyumannya dan selalu nenangin… membuat aku tambah yakin kalo everything will be ok and i’m in the right hand. Dr. Ivan cuma ngebrief ulang nanti apa aja yang mau dilakuin. Ternyata in addition of Laparoskopi, dia juga mau ngebersihin polyp lewat Hysteroscopy .  Pokoknya aku pasrah aja, aku yakin dr. Ivan tau apa yang terbaik buat aku.

Jam setengah 7 pagi, dibawa deh ke kamar operasi masih dalam keadaan sadar. Pas Hysteroscopy di UK thn kemarin, sebelum masuk ke kamar operasi aku dah di bius dulu.. jadi nggak perlu liat betapa menyeramkannya kamar operasi.. Tapi kali ini agak2 kurang beruntung, dan dibawa ke ruang operasi dalam keadaan sadar.. dan melihat semua alat2 operasi beserta lampu-lampunya yang besar… Gosh…rasanya dah lemeesss… serem bangett… pertama kalinya aku merasa nggak nyesel dulu nggak milih FKUI pas UMPTN kekeke… mana mungkin bisa jadi dokter kalo liat ruang operasi aja takut 😀 tapi untungnya dr. Zul yang incharge sama hal bius membius datang dan segera menyuntikkan obat bius ke saluran infus. kayaknya cuma berhasil ngitung sampe 5, abis itu dah nggak sadarkan diri lagi.

Kebangun sekitar jam 12 siang dah diselimutin pake selimut hangat di ruang pemulihan. Trus nunggu beberapa saat sambil dilepas kateter buat pipis *yang sakiittt buangettt*, trus dah itu dianter lagi ke kamar. Nggak sempet ketemu dr. Ivan lagi, tapi mama bilang dr Ivan dah jelasin soal operasinya tadi ke papa and in summary semuanya berjalan dengan lancar. Alhamdulillah!

Nah mulailah penderitaan pasca operasi dimulai. Hauuusss banget abis sadar dari bius itu.. dan tetep loh nggak boleh minum setetes pun sampai bisa kentut. dah itu ngerasa perut bloated banget kaya masuk angin. kata susternya wajar karena tadi pas laparoskopi dimasukin udara biar bisa jelas ngeliat organ2 tubuh di dalem. Dah itu ditambah bolongan dibawah puser hasil laparoskopi agak cenut-cenut. Ya udah dibawa pasrah aja dan coba tidur. Akhirnya ketiduran dan bangun jam 4 sore. trus langsung ngebel suster dan minta minum.. karena dah haus banget dan bikin tenggorokan kering dan batuk-batuk. mana kalo lagi batuk, luka nya sakit. Akhirnya dokter jaga dateng dan dengerin aktifitas usus pake stetoskop. akhirnya dia bolehin aku minum karena dah denger suara usus beraktifitas. walaupun hanya boleh minum air putih. Abis minum udah enakkan trus sorean boleh minum teh manis hangat. malem nya masih blom boleh makan normal, cuma boleh makan bubur sumsum yang malah bikin eneg karena santen nya. Tapi ya dipaksa makan aja karena udah laper.

Dah malem susternya nyaranin buat tidur miring-miring biar bisa kentut karena banyak udara yang mesti dikeluarin… dicoba tidur miring, ya ampyuuuunnn sakitnya minta ampun.. tapi karena harus dan demi cepet sembuh ya udah dipaksain aja.. Alhamdulillah bisa mulai pada keluar tuh udara setelah gerak gerak miring kanan kiri beberapa kali. Trus malemnya bisa tidur dengan tenang.

Paginya bangun kok rasanya luka nya makin cenut-cenut… trus sama suster dikasih tambahan obat penghilang rasa sakit. Sekitar jam 10 dr. Ivan dateng buat visit. dr.Ivan bilang semuanya dah berjalan dengan baik.
– Polyp dah dibersihin sampe akar-akarnya dan dikirim ke pathology buat investigasi lebih lanjut
– Dugaan Endometriosis benar, dan dah dibersihin. Endometriosisnya di Lower Pelvic kanan membuat perlengketan ovarium dan rahim jadi agak miring, trus ini juga dah diberesin
– Ovarium di drill 6 point each buat membantu masalah PCO
– Trus dr.Ivan juga suspect adanya Adenomyosis di rahim. tapi nggak diapa-apain karena nggak mau merusak keadaan rahim.

Treatment selanjutnya, kontrol minggu depan dan suntik Tapros selama 3 bulan kedepan. Percobaan buat hamil baru bisa 3 bulan lagi sekitar April atau May.

Trus juga dah dibolehin pulang hari itu. Bekas luka dah di perban pake anti air, tapi kalo mandi mesti pelan2 dan cepet2 dikeringin… Alhamdulillah semua nya lancar sesuai rencana.. tapi ada yang nggak sesuai rencana juga sih.. pas kita mau bayar di kasir, ternyata total biayanya jauh lebih kecil daripada yang dikasih tau sebelumnya… Alhamdulillah aja lah kalo gitu.. kalo lebih mahal baru deh kebakaran jenggot kekeke… 🙂

Yah begitulah.. sekarang jadi istirahat dirumah, take everything slowly, mandi jadi cuma sekali sehari hehehe.. pokoknya berdoa semoga bisa cepat sembuh dan beraktivitas seperti semula lagiiiii…. Terima kasih buat semua yang udah support dan ngedoain!!

5 years TTC

In Summary

2005 – We got MARRIED 😀

2006 – Dr Indra Anwar
Observation method: USG Transvaginal.
Diagnosed with NOthing ❓
Treatment: Nothing other than tons of advice.

2007 – Dr Joso Prawiro
Observation method: USG Transvaginal, Monitoring ovulation time, Blood tests (hormone, TORCH), HSG to check fallopian tubes (result: both are patent), DH: Sperm Analysis.
Diagnosed with immature eggs, DH: Oligozoospermia, Teratospermia, Asthenozoospermia.
Treatment: Clomid (6 months), DH: Whole bunch of vitamins *can’t remember the name*.

2008 – Dr Jacoeb, Dr Indra Mansyur
Observation method: USG Transvaginal, Blood tests (hormone monitoring on the specific date during the cycle), mikrokuretase, DH: Sperm Analysis, Blood tests (hormone, imuno-andrology *if i remember the name correctly*).
Diagnosed with Overweight that cause imbalance hormone and eggs become immature, DH: same as before due to imbalance hormone.
Treatment: refered to dokter ahli gizi (nutritionist ??) with aim to reduce weight 6Kgs, Paternal Leukocyte Immunization (PLI), DH: Whole bunch of vitamins and medications to balance the hormone *can’t remember the name*.

2009 – Prof Peter Braude, Dr Jan Grace
Observation method: USG Transvaginal, Blood tests (hormone, sexually transmitted infections *STI*), DH: Sperm Analysis, Blood tests (hormone, STI).
Diagnosed with Polycistic Ovarian Syndrome (PCO), Anovulation, Polyp on the womb’s lining, DH: same as before, varicocele
Treatment: Hysteroscopy to remove the polyp, IVF (failed 😥 -watch out for coming note about experience on IVF in UK), FET (failled :cry:).
Interesting facts
💡 mentioned by these doctors: the imbalance hormone is normal and there’s no such medications can cure that. people’s hormones change everyday, thus impossible to make them balance all the time. Taking medications to balance the hormone is just a waste of time and money 😎
During one of the transvaginal ultrasound, the doctor said that my uterus shaped like a heart. Did not understand what’s that suppose to mean until Dr Ivan (next doctor), said it is what they called as Retroflexed Uterus. Docs said retroflexed uterus happened in many women and it is not stopping woman to get pregnant (thus no treatment need to be done). However, I read in google that retroflexed uterus makes the sperm has to do more effort in order to reach the eggs. Hmmm.. what a bad luck for oligozoospermia situation. But I also saw some notes on google saying that it can be solved by using some certain positions during intercourse which seems to work.

2009 – Dr Ivan Sini
Observation method: USG Transvaginal, Blood tests (hormone), DH: same as before – only this time the volume of the sperm had improved.
Diagnosed with PCO, Polyp in the womb’s lining (apparently the last hysteroscopy didn’t remove the root of the polyp), Retroflexed Uterus, Myom that doesn’t seem to disturb because the location is far away from where the embryo will/should be implanted.
Treatment: IVF (failed 😥 – will soon write a note about experience on this. watch the page!).

2010 – Dr Ivan Sini (currently going on and future plan)
Treatment: Forbetes (metformin -a diabetes medication- that some studies said can reduce PCO and then trigger normal ovulation), Laparoscopy (clean up the polyp’s root, check the existence of endometriosis and clean it if there is, ovarian drilling to trigger natural ovulation and reduce risk hyperstimulation during IVF later).
I’m currently on Forbetes and have been scheduled for the Laparoscopic surgery on the 15 Jan.

Fiuhh… what a five-year.. and still going on!! I’ve just realised *when i was writing this note*, that i’ve been going through so many scary procedures that involved many needles and much pain. We started from not knowing anything and now have become quite advanced with all the fertility jargons mentioned by the doctors :wink:.

There have been many tough times, but we still do believe that there’s a baby somewhere out there flying in heaven waiting for us. So we are not going to give up :mrgreen:. Keep hopping, keep praying, keep trying…